Sunday, 1 May 2011

PENYAKIT KARDIOVASKULER


BAB I
PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang
Penyakit kardiovaskular merupakan penyebab utama kematian dan kecacatan di seluruh dunia. Fakta dari WHO menyebutkan bahwa terjadi satu kematian akibat penyakit kardiovaskular setiap dua detik, serangan jantung setiap lima detik dan akibat stroke setiap enam detik. Setiap tahunnya diperkirakan 17 juta orang meninggal akibat penyakit kardiovaskular.
Penyakit ini menyerang penduduk di negara-negara maju maupun negara berkembang di dunia.  Penyakit ini merupakan penyakit yang umumnya terbatas pada orang dewasa dan orang tua, namun hal yang mengkuatirkan adalah kecenderungan terdapat semakin banyaknya orang-orang usia muda yang menderita penyakit ini di seluruh dunia.
Terdapat sejumlah faktor yang menyebabkan seseorang berisiko terhadap penyakit kardiovaskular. Faktor risiko ini dibagi menjadi dua kelompok, yang dapat dikendalikan dan yang tidak dapat dikendalikan. 80 persen penyakit jantung koroner dan serebrovaskular disebabkan oleh faktor risiko yang dapat dikendalikan.
Faktor risiko yang dapat dikendalikan meliputi kadar kolesterol darah yang tinggi (hiperkolesterolemia), hipertensi, diabetes mellitus, obesitas, dan gaya hidup (kurang gerak, merokok, konsumsi alkohol berlebihan). Sementara faktor risiko yang tidak dapat dikendalikan meliputi usia, jenis kelamin, dan riwayat penyakit kardiovaskular dalam keluarga.
Faktanya, sekitar 75 persen penyakit kardiovaskular di seluruh dunia disebabkan oleh faktor risiko konvensional termasuk obesitas, kurang aktivitas fisik, dan penggunaan tembakau (merokok). Sementara di negara maju, sepertiga penyakit kardiovaskular disebabkan lima faktor risiko yakni tembakau, alkohol, tekanan darah tinggi, kolesterol, dan obesitas.
B.     Permasalahan
1.      Apa yang dimaksud dengan penyakit kardiovaskuler?
2.      Bagaimana konsep dasar penyakit jantung koroner?
3.      Bagaimana pula terapi farmakologi untuk penyakit jantung koroner?

C.      Tujuan
1.      Agar dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan penyakit kardiovaskuler.
2.      Agar dapat pula mengetahui konsep dasar penyakit jantung koroner.
3.      Agar dapat mengetahui dan memahami terapi farmakologi dari penyakit jantung koroner.










BAB II
PEMBAHASAN

A.     Definisi Penyakit Kardiovaskuler
Penyakit kardiovaskular merupakan suatu istilah untuk gangguan yang menyebabkan penyakit jantung (kardio) dan pembuluh darah (vaskular).


Manifestasi klinik penyakit kardiovaskuler diantaranya:

1.      Seringkali tanpa gejala.
2.      Gejala-gejala serangan jantung, bisa termasuk: rasa nyeri atau rasa tidak nyaman pada ulu hati, nyeri atau rasa tidak nyaman pada lengan, bahu sebelah kiri, siku, rahang, atau di tulang belakang. Sebagai tambahan pada beberapa orang, ada yang mengalami kesulitan bernafas/nafas tersengal-sengal, perasaan sakit atau muntah, rasa sakit kepala ringan, keringat dingin, atau wajah menjadi pucat.
3.      Untuk wanita paling sering mendapatkan gejala sesak nafas, mual, muntah dan nyeri pada rahang atau tulang belakang.
4.      Gejala yang paling sering didapatkan dari kejadian stroke adalah kelumpuhan tiba-tiba pada wajah, lengan atau kaki, dan paling sering sebelah tubuh. Gejala-gejala penyerta yang lain, termasuk kejadian tiba-tiba adalah perasaan baal pada wajah, lengan atau kaki, sebagian tubuh, perasaan bingung, kesulitan berkomunikasi, kesulitan melihat dengan satu atau kedua belah mata, kesulitan berjalan, linglung, kehilangan keseimbangan, sakit kepala yang berat tanpa diketahui penyebab, dan pingsan/tidak sadar secara tiba-tiba.
Ada tiga bentuk penyakit kardiovaskular, yakni:
1.   Penyakit jantung koroner
Penyakit jantung koroner adalah penyakit pembuluh darah yang mensuplai jantung. Implikasinya meliputi infark miokard (serangan jantung), angina (nyeri dada), dan aritmia (irama jantung abnormal).

2.   Penyakit serebrovaskular
Penyakit serebrovaskular adalah penyakit pembuluh darah yang mensuplai otak. Implikasinya meliputi stroke (kerusakan sel otak karena kurangnya suplai darah) dan transient ischaemic attack (kerusakan sementara pada penglihatan, kemampuan berbicara, rasa atau gerakan).

3.   Penyakit  vaskular perifer
Penyakit vaskular perifer adalah penyakit pembuluh darah yang mensuplai tangan dan kaki yang berakibat rasa sakit yang sebentar datang dan pergi, serta rasa sakit karena kram otot kaki saat olah raga.

B.     Konsep Dasar Penyakit Jantung Koroner

1.      Definisi PJK
Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan kelompok penyakit jantung yang terutama disebabkan penyempitan arteri koronaria akibat proses aterosklerosis atau spasme koroner, atau kombinasi dari keduanya. Secara statistik, angka kejadian penyakit jantung koroner di dunia terus meningkat dari tahun ke tahun, baik di negara berkembang maupun negara maju. Di Amerika misalnya, sekitar 500.000 orang meninggal akibat penyakit ini tiap tahunnya. Di Eropa, 40.000 dari 1 juta orang juga menderita penyakit jantung koroner. Bahkan, di Indonesia, penyebab kematian mulai bergeser dari penyakit infeksi ke penyakit kardiovaskular. Secara keseluruhan, jumlah kematian akibat PJK di seluruh dunia adalah sekitar 15 juta per tahun atau 30% dari seluruh kematian dengan berbagai sebab.
2.      Faktor Risiko PJK
Faktor risiko penyakit jantung koroner terbagi atas tiga, yaitu:

Faktor risiko yang tidak dapat dirubah
Faktor risiko yang dapat dirubah
Faktor risiko baru
Usia
Merokok
Inflamasi
Jenis kelamin laki-laki
Hipertensi
Fibrinogen
Riwayat keluarga
Dislipidemia
Homosistein
Etnis
Diabetes mellitus
Obesitas dan sindrom metabolik
Stres
Diet lemak yang tinggi kalori
Inaktifitas fisik
Stres oksidatif


3.      Manifstasi klinik PJK
Manifestasi klinik PJK yang klasik adalah angina pektoris. Angina pektoris ialah suatu sindroma klinis di mana didapatkan sakit dada yang timbul pada waktu melakukan aktivitas karena adanya iskemik miokard. Hal ini menunjukkan bahwa telah terjadi > 70% penyempitan arteri koronaria. Angina pektoris dapat muncul sebagai angina pektoris stabil (APS, stable angina), dan keadaan ini bisa berkembang menjadi lebih berat dan menimbulkan sindroma koroner akut (SKA) atau yang dikenal sebagai serangan jantung mendadak (heart attack) dan bisa menyebabkan kematian.

4.      Patofisiologi
Lapisan endotel pembuluh darah koroner yang normal akan mengalami kerusakan oleh adanya faktor risiko antara lain: faktor hemodinamik seperti hipertensi, zat-zat vasokonstriktor, mediator (sitokonin) dari sel darah, asap rokok, diet aterogenik, peningkatan kadar gula darah, dan oxidasi dari LDL-C.

Diantara faktor-faktor risiko PJK, diabetes mellitus, hipertensi, hiperkolesterolemia, obesitas, merokok, dan kepribadian merupakan faktor-faktor penting yang harus diketahui.

Kerusakan ini menyebabkan sel  endotel  menghasilkan cell adhesion molecule seperti sitokinin (interleukin -1, (IL-1); tumor nekrosis faktor alfa, (TNF-alpha)), kemokin (monocyte chemoatracttant factor 1, (MCP-1; IL-8), dan growth factor (platelet derived growth factor, (PDGF); basic fibroblast growth factor, (bFGF).  Sel  inflamasi seperti monosit dan T-limfosit masuk ke permukaan endotel dan migrasi dari endetelium ke sub endotel. Monosit yang bersifat lebih atherogenuk dibanding LDL. Makrofag ini kemudian membentuk sel busa.

LDL teroksidasi menyebabkan kematian sel endotel dan menghasilakn respons inflamasi. Sebagai tambahan, terjadi respons dari angiotensin  II, protrombik dengan melibatkan platelet dan faktoe koagulasi.
Akibat kerusakan endotel terjadi respons protektif dan terbentuk lesi fibrofatty dan fibrous, plak atherosklerosis, yang dipicu oleh inflamasi. Plak yang terjadi dapat menjadi tidak stabil (vulnerable) dan mengalami rubtur sehingga terjadi sindroma koroner akut (SKA).
C.      Obat – Obatan Penyakit Jantung Coroner
1.     Golongan Nitrat
Efek :
Nitrat meningkatkan produksi nitric oxide
( NO ) , yang memiliki efek dilatasi pembuluh darah terutama Vena dan sedikit arteri.sehingga dapat menurunkan beban jantung dan memperbaiki sirkulasi koroner.Efek nitrat akan meningkatkan suplai darah ke otot jantung. Dilatasi pembuluh darah akan menyebabkan penurunan tekanan darah.
Indikasi :
meredakan serangan angina pectoris
diberika pada semua kasus kecuali ada kontra indikasi atau efek samping
Dikenal preparat :
ü  Nitroglycerin
ü  Isosorbid dinitrat ( ISDN ): nama dagang Fasorbid , Cedocard , Isoket , Isordil , Vascardin.
ü  Isosorbid mononitrat yang memilikim efek kerja lebih lama
Nama dagang : Monecto , Pentacard , Cardismo , Ismo 20
Dosis dan Cara pemberian :
a.       Isosorbid dinitrat dosis : 10mg – 20mg . 2 kali / hari oral.
Isosorbid 5 mg : diberikan secara sub lingual.
b.       Isosorbid mononitrat.
Efek samping dan Kontra indikasi
Efek samping sakit kepala. Namun dalam beberapa hari dapat terjadi adaptasi. Jika nyeri kepala bertambah atau tidak hilang terapi sebaiknya dihentikan. Penggantian dengan preparat lain tidak akan memberikan hasil
sebab nitrat memiliki reaksi hipersensitif silang .
Tahun 1995 Munzel T menunjukkan bahwa Nitrat dapat menyebabkan toleransi jika digunakan jangka panjang. Keadaan ini terjadi akibat penggunaan nitrat menyebabkan meningkatnya radikal bebas.
Thomas GR melaporkan bahwa penggunaan isosorbid mononitrat dapat menyebabkan gangguan fungsi endothel sehingga menyebabkan gangguan aliran darah pembuluh coroner dan arteri perifer lainnya.
Note : Penggunaan Nitrat sebaiknya tidak diberikan lebih dari 2 tahun.. sebaiknya diberikan dalam waktu singkat atau diberikan preparat kerja singkat.
Kontra indikasi :
Hypotensi ( tekanan darah < 100/60 mmHg )
2.     Beta Bloker
Efek : memperlambat denyut nadi dan membuat jantung tidak berkontraksi terlalu kuat. Betabloker memblok receptor beta pada otot jantung sehingga adrenalin tidak lagi memiliki efek pada jantung. Beta blok disebut juga penghambat aktifitas syaraf sympatis.
Jenis preparat beta bloker :
Dikenal 2 jenis Beta Bloker :
a.      cardio selektif ( Hanya memblok beta reseptor 1 di jantung ) mempun yai efek samping ringan
b.     non cardio selektif ( memblok beta reseptor 1 di jantung dan beta reseptor 2 pada organ lain seperti paru , usus dan sel lemak.
Efek samping :
asma , gula darah sukar dikontrol
Kontra indikasi :
Penderita Asma,
DM ,
Hypercholesterol .
Hasil penelitian menunjukkan golongan non selektif lebih memperpanjang harapan hidup Penderita PJK sehingga penggunaan propanolol lebih baik digunakan pada kasus tanpa kontra indikasi dibandingkan golongan cardio selektif ( Atenolol)
Preparat golongan cardioselektif
a.       Atenolol  al :
ü  Tenormin
ü  Internolol
ü  Farnormin
ü  Betablock
b.      Metoprolol : lopresor, seloken
Kontra Indikasi :
Non selektif : Asma , DM , Hypercholesterol
Untuk semua Jenis Betabloker jangan diberikan pada penderita kegagalan jantung.
Dapat diberikan generasi baru yang memiliki efek kerja yang panjang dengan dosis 1 kali / hari.
Yakni jenis : BISOPROLOL , Carvedilol ( Dilbloc , V.Bloc , Blorec ) dalam kemasan 6,25mg , 25 mg. Dosis 6,25 mg diberikan pada kasus PJK dengan gagal jantung. Sehari 1 tab atau 2 tablet tergantung kondisi penderita.Dosis dapat dinaikkan setiap 2 minggu.
Bisoprolol ( Concord , Mentate ) :
Kasus Hypertensi dan PJK 5 mg / hari . Untuk pend gagal jantung dimulai dengan dosis kecil yakni 1,25 mg dinaikkan perlahan sampai timbul tanda perbaikan.
Pada sebagian laki – laki beta bloker dapat mengakibatkan gangguan seksual.
3.     Antagonis Kalsium
Kalsium menyebabkan menyebabkan kontraksi otot jantung. Obat – obat golongan antagonis kalsium menghambat masuknya ion kalsium kedalam sel otot jantung dan arteri sehingga dapat menghambat laju kontraksi jantung dan menyebabkan relaksasi pembuluh darah. Akibatnya beban jantung berkurang kebutuhan oxygen juga berkurang.
3        jenis golongan antagonis kalsium:
a.       Golongan Dihidropiridin :
Nipedipin ( adalat 5, 10 mg, farmalat )
Efek : menyebabkan dilatasi otot polos arteri
ü  menurunkan tekanan darah
ü   bersifat anti sclerosis
ü  memperbaiki fungsi endothel
ü  Amlodipin ( Norsvak , Tensivask )
ü  Felodipin ( Plendil , Nirmandil )
ü  Nikardipin ( Perdipine )
b.      Golongan Difenilalkilamin ( Verapamil )
Nama dagang Isoptin
Efek : bekerja pada otot jantung (mengurangi kontraksi jantung ).
c.       Golongan Benzotiazepin ( Diltiazem )
Nama dagang : Herbeser 30,
Herbeser CD 100 dan 200
Dilmen
Farmabes
Efek : Bekerja pada otot jantung dan pembuluh darah
Efek samping pada semua jenis Kalsium antagonis :
Efek samping sangat kurang
pada penggunaan jangka panjang pada orang tertentu menyebabkan odem pada kaki terutama golongan amlodipin
Kontra Indikasi : Penderita gagal jantung.
4.     Obat Anti Agregasi
Obat anti agregasi berfungsi mencegah terjadinya pembekuan darah. Digunakan untuk menjamin kelancaran peredaran darah terutama jika terjadi penyempitan pembuluh darah agar darah tidak mudah menggumpal. Yakni pada kasus PJK , hypertensi , hypercholesterol.
Jenis Obat Anti Agregasi
a.      Aspirin
Willowbark ( salix alba ) merupakan tumbuhan yang sudah dikenal sejak dahulu kala sebagai obat demam.
1824 : Leroux mengisolasi glycoside yang pahit dari tumbuhan tersebut diberi nama salicin
1838 : Piria membuat asam salisilat dan salicin yang kemudian digunakan sebagai obat penurun panas dan anti rrematik.
Pabrik obat Bayer yang pertama memproduksi aspirin mengandung asam salisilat 500 mg.
Aspirin thn 1945 dilaporkan dapat menyebabkan perdarahan pada kasus tonsilektomi pada penderita yang menggunakan aspirin ( Dilaporkan oleh Dr Singer specialist THT ).
Pada penelitian selanjutnya menemukan bahwa aspirin memiliki efek anti agregasi yakni dengan menghambat aktifitas enzyme cyclo oxygenase pada trombosit yang selanjutnya menghambat produksi tromboksan, zat yang memiliki efek merangsang agregasi trombosit dan vasokonstruksi.
Berdasarkan hal tersebut aspirin dianjurkan pada penyakit gangguan peredaraan darah termasuk PJK dan Stroke .
Beberapa penelitian :
1)     Secondary prevention study :
Dimuat dalam British medical journal ( 1994 )
*      10.000 kasus diberi aspirin 75 – 325 mg aspirin
*      10.000 kasus diberi placebo
Dilakukan observasi selama 27 bulan .
Hasilnya ;
*      Angka kesakitan 13,5% pada pasien dengan aspirin 17,1% pasien dengan placebo
*      Angka kematian : (8,1% : 9,4% )
*      Serangan jantung ulangan ( 4,7% : 6,5 % )
Dari hasil tersebut kalau dinilai dalam kasus maka dapat terlihat
Angka kesakitan hanya ada perbedaan 3 kasus dalam 100 kasus
Angka kesakitan hanya unggul 2 kasus tiap 100 kasus
Serangan ulangan juga unggul 2 kasus.
2)     Primery prevention study :
Dilakukan pada partisipan yang belum pernah mendapat serangan jantung . hasil juga tidak begitu berbeda yakni angka kesakitan setelah 5 tahun 1,39 : 2,39 dalam 100 orang. Berarti hanya berbeda 1 kasus.
Dari penelitian tersebut dapat diambil kesimpulan :
“ Aspirin dapat digunakan sebagai OAA. Pada kasus PJK atau stroke atau pencegahan Namun tidak berarti tanpa Aspirin pasien pasti berada dalam bahaya.” Juga tidak berarti bahwa tanpa aspirin kita terbebas dari PJK atau Stroke “
Dosis :
Dosis yang dianjurkan 80 – 160 mg / hari .
Di Indonesia yang beredar :
*      Ascardia
*      Farmasal
*      Aspilet ( trombo aspilet )
*      Cardio aspirin
*      Restor.
Note : Jangan takut menghentikan aspirin pada penderita dengan iritasi lambung . anda dapat mengganti dengan OAA alternative seperti “ Walfarin “ atau “ Dipiridamol
( Persantin ) “.
b.     Ticlopidine ( agulan, ticlic , cartrilet )
Efek : sama dengan aspirin Pada uji klinis efeknya tidak lebih baik dari aspirin dosis rendah. Harga lebih mahal.
Efek samping :
v  Iritasi lambung
v  Leucositopenia
v  Diare
v  Bercak merah pada kulit.
Dosis : 250 – 500 mg / hari
c.      Clopidogrel ( plavix )
Menurut uji klinis efek lebih baik dibanding aspirin sebagai obat anti agregasi ( 5,32 % : 8,3 % ) . Yakni berbeda 5 kasus dalam 1000 penderita yang dilakukan uji klinis .
Harga obat jauh lebih mahal Yakni Rp 25.000,- / tablet. Sedangkan aspirin hanya Rp 500,- / tab.
Clopidegrel selain mempunyai efek anti agregasi juga mempunyai efek anti inflmasi . Namun diketahui 25 % penderita kebal terhadap clopidegrel.
Terapi dengan menggabungkan clopidegrel dengan aspilet memberi efek lebih baik. Kecuali ada iritasi lambung.
Dosis : 75 mg / hari.

d.     Heparin dan Warfarin
Heparin merupakan substansi yang membuat darah tidak menggumpal yang diproduksi oleh tubuh kita sendiri . Organ yang banyak memproduksi heparin yakni Paru – paru , Hati dan Endothel.
Indikasi
Angina pectoris yang tidak stabil .
1)     Pemberian per infuse Ada 2 ( dua ) sediaan :
Heparin unfractional ( sediaan biasa )
Low Molecul weight ( LMW )
Dosis : 1 ( satu ) flacon / hari diberi perlahan – lahan per infuse tetesan dapat dinaikkan perlahan . Tiap 8 jam harus dilakukan pemeriksaan kekentalan darah Untuk type LMW tidak perlu melakukan test kekentalan darah.
2)     Per oral
Warfarin ( Simarc 2 ) dan Dikumarol .
Harga murah Rp 500,- per tablet. Belum ada uji klinis , namun secara teoritis dapat digunakan pada penderita dengan iritasi lambung.
Dosis : 2 mg / hari.
Ingat : penderita yang menggunakan obat tersebut harus melakukan test kekentalan darah. ( Trombo test ). Namun jika terjadi perdarahan pada gusi atau dibawah kulit dosis diturunkan 1 mg / hari.
e.      OAA  Alternatif (obat anti agregasi alternatif)
1)     Sanqi, Panax notoginseng , pseudoginseng
Jamu china yang dapat digunakan sebagai OAA. Alternative.
Sanqi mengandung alkaloid yang memiliki efek anti agregasi, antikoagulasi , anti inflamasi , dalam beberapa hal dapat menurunkan cholesterol dan memiliki efek tonik.
Dosis : Sanqi ada dalam bentuk bubuk , kapsul dan tablet.
Bubuk : 1 gram / hari
Kapsul : 1 – 2 tablet / hari.
2)     Terapi Urine ( uropathy )
Urin mengandung urokinase yakni bahan yang dapat melarutkan gumpalan darah . Ilmu pengobatan tersebut telah dikenal 2000 – 3000 tahun yang lalu.
Apakah anda ingin melakukan terapi tersebut tergantung kepercayaan agama , jijik tidaknya anda.
Jika anda jijik dapat menggunakan bubuk “ Ren Cong Bai “ : yakni kristal yang terbuat dari urin anak laki – laki usia 5 tahun. Terdapat dalam bentuk kapsul.
Dosis : 1 kapsul / hari .
f.        Trombolytic
Trombolitik terdiri dari kata thrombus (gumpalan darah ) lisis (melarutkan )
Sejarah :
1933 : William Tillet dan RL Garner melaporkan Streptokinase group A beta haemoliticus menghasilkan zat yang bisa melarutkan gumpalan darah diberi nama “ STREPTOKINASE “.
1945 : L. Royal Christensen ( ahli kimia ) menunjukkan bahwa plasma manusia mengandung plasminogen . Secara tidak langsung Streptokinase akan mengaktifkan plasminogen menjadi plasmin. Yang mampu melarutkan bekuan darah.
Peter Rentrop : Orang pertama yang menggunakan streptokinase pada pasien yang mengalami serangan jantung.
Bentuk streptokinase yan g ada yakni :
1)     tissue Plasminogen Activator ( tPA ).
2)     Urokinase .
Secara alamiah kedua bentuk tersebut terdapat dalam tubuh manusia. tPA pada endothel dan Urokinase dalam urine. Streptokinase lebih murah dari tPA . ( 4 juta / vial . tPA 9 juta / vial.
Indikasi :
Pada kasus akut . Onset serangan jantung kurang dari 6 jam. DI suntikkan sesegera mungkin pada pasien serangan jantung. Efeknya berkurang jika diberikan setelah lewat dari 6 jam.

YANG PERLU DIKETAHUI
1.      Gunakan obat sesuai kemampuan pasien.
2.      Untuk puskesmas gunakan aspirin dengan dosis yang sesuai
3.      Jangan ragu menghentikan terapi aspirin jika ada gejala iritasi lambung.
4.      jika obat – obat tersebut tidak tersedia tenangkan penderita sebab didalam tubuh manusia terdapat zat yang dapat melarutkan bekuan darah . 20 % Penderita serangan jantung mengalami reperfusi spontan yakni darah mengalir kembali secara spontan pada serangan pertama.
50 % mengalami reperfusi spontan pada hari ke empatbelas.


BAB III
PENUTUP

A.     Kesimpulan
Penyakit kardiovaskular merupakan suatu istilah untuk gangguan yang menyebabkan penyakit jantung (kardio) dan pembuluh darah (vaskular).
Penyakit jantung koroner adalah penyakit pembuluh darah yang mensuplai jantung. Implikasinya meliputi infark miokard (serangan jantung), angina (nyeri dada), dan aritmia (irama jantung abnormal).
Faktor risiko penyakit jantung koroner terbagi atas tiga, yaitu:
1.      Faktor risiko yang tidak dapat dirubah
2.      Faktor risiko yang dapat dirubah
3.      Faktor risiko baru
Obat – obatan penyakit jantung coroner  yaitu:
1.       Golongan Nitrat
2.       Beta Bloker
3.       Antagonis Kalsium
4.       Obat Anti Agregasi

B.      Saran
Dengan adanya tugas-tugas seperti ini, di harapkan bagi para pembaca khususnya kami selaku penulis untuk dapat mengembangkan lagi pengetahuan kita khususnya di bidang farmakologi.

No comments:

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN BATU REN

BAB I PENDAHULUAN A.     Latar Belakang Batu Saluran Kemih (Urolithiasis) merupakan keadaan patologis karena adanya masa keras se...